Politik
Di KTT BRICS, Rusia Mengkritik Dominasi Barat dan Menyerukan Dunia Multipolar
Summit BRICS memicu seruan berani dari Rusia terhadap dominasi Barat, memicu diskusi tentang dunia multipolar yang dapat mengubah dinamika kekuasaan global. Perubahan apa yang akan datang?

Pada KTT BRICS ke-17 yang diadakan di Rio de Janeiro, kita menyaksikan kritik tajam dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov terkait dominasi Barat dalam peta ekonomi global. Pernyataan Lavrov menyoroti meningkatnya ketidakpuasan di kalangan negara-negara BRICS terhadap ketidakadilan yang melekat dalam arsitektur ekonomi saat ini. Ia menekankan pentingnya sistem yang stabil dan adil, yang menjamin prinsip universal dan akses yang setara ke peluang, yang krusial untuk membangun kepercayaan global.
Selama pelaksanaan KTT, kita melihat penurunan kepercayaan yang signifikan terhadap dolar AS sebagai mata uang cadangan utama. Lavrov mencatat bahwa banyak negara berkembang lebih memprioritaskan pelunasan utang daripada investasi dalam pembangunan mereka sendiri, yang menciptakan beban keuangan yang menghambat potensi pertumbuhan mereka. Situasi ini mencerminkan sentimen yang lebih luas yang dibagikan oleh negara-negara BRICS, yang semakin mendorong dunia multipolar di mana kekuatan ekonomi tidak terkonsentrasi di tangan beberapa pihak saja.
Saat kita mendengarkan diskusi-diskusi tersebut, menjadi jelas bahwa negara-negara BRICS, yang mewakili lebih dari 40% PDB global berdasarkan paritas daya beli, sedang memposisikan diri mereka sebagai kekuatan transformasional. Pengaruh ekonomi gabungan mereka, sekitar USD 93 triliun termasuk mitra, menunjukkan potensi mereka untuk merombak sistem keuangan internasional. Dengan mengedepankan multilateralisme dan kesetaraan dalam hubungan internasional, mereka beraspirasi menciptakan kerangka tata kelola global yang lebih inklusif.
Seruan Lavrov untuk menggantikan struktur ekonomi neoliberal yang usang sangat resonan bagi kita. Model saat ini sering menguntungkan negara maju, memelihara siklus ketergantungan dan ketidaksetaraan. Dengan mendukung arsitektur ekonomi yang direformasi, negara-negara BRICS berupaya mengatasi disparitas ini, memastikan bahwa semua negara memiliki bagian dalam kemajuan global.
Perpindahan menuju inklusivitas ini bukan hanya soal ekonomi; ini tentang meningkatkan kepercayaan global di antara negara-negara yang selama ini sering dipinggirkan.
Intinya, diskusi di KTT BRICS menjadi titik balik yang penting. Kita menyadari urgensi untuk mendefinisikan ulang masa depan ekonomi kolektif kita, di mana negara-negara dapat bekerja sama secara adil daripada tunduk pada kebijakan negara-negara dominan.
Seiring kita melangkah ke depan, visi yang diungkapkan oleh Lavrov dan para pemimpin lain di KTT akan sangat penting dalam membentuk tatanan internasional yang lebih seimbang. Ini adalah panggilan untuk bertindak, mendesak kita untuk merangkul dunia multipolar yang menghargai kemakmuran bersama dan menumbuhkan kepercayaan global yang baru.