Properti
Bandara IKN VVIP: Ketahanan Setelah Banjir
Pascabanjir di Bandara IKN VVIP, bagaimana kita dapat meningkatkan ketahanan infrastruktur dan mencegah masalah serupa di masa depan? Temukan langkah-langkah yang akan diambil.

Banjir terkini di Bandara VVIP IKN pada tanggal 24 Januari 2025 telah menimbulkan kekhawatiran serius mengenai ketahanan infrastruktur kita. Tingkat air meningkat sekitar 5 hingga 10 sentimeter, mengungkapkan kelemahan dalam sistem drainase yang mengakibatkan akumulasi air sementara di sekitar terminal. Saat kita bergerak menuju penyelesaian landasan pacu pada Maret 2025, kita harus mengutamakan solusi drainase yang kuat dan pemeliharaan yang proaktif. Insiden ini menyoroti pentingnya mempersiapkan tantangan alam masa depan. Masih banyak yang harus diungkap mengenai langkah-langkah ke depan.
Ketika kita menilai situasi di Bandara IKN VVIP menyusul banjir pada 24 Januari 2025, jelas bahwa meskipun tingkat air naik hingga 5 sampai 10 sentimeter di sekitar terminal, air cepat surut, memungkinkan pekerjaan konstruksi berlanjut tanpa hambatan.
Sungguh lega melihat bahwa landasan pacu, yang ditargetkan selesai pada Maret 2025, tetap sesuai jadwal meskipun terdampak banjir. Namun, kita tidak dapat mengabaikan tantangan yang ditimbulkan oleh banjir baru-baru ini dan pelajaran yang bisa diambil tentang infrastruktur bandara.
Setelah pemeriksaan lebih dekat, kami menemukan bahwa banjir diperparah secara signifikan oleh sistem drainase yang tersumbat. Masalah ini tidak hanya menyebabkan akumulasi air sementara tetapi juga menyoroti area kritis untuk ditingkatkan.
Saat kita terlibat dalam upaya pembersihan yang sedang berlangsung, yang masih berlangsung per 28 Januari 2025, kita melihat lumpur yang masih ada dan air residu di sekitar area terminal. Situasi ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa tangguh infrastruktur kita sebenarnya terhadap peristiwa alam.
Kita harus mengakui bahwa bandara, yang ditunjuk sebagai fasilitas VVIP non-komersial, saat ini 50% selesai. Pengawasannya dilakukan oleh dua kementerian, yang menunjukkan tingkat pengawasan yang bisa kita hargai.
Namun, kita harus mendesak dilakukannya tinjauan menyeluruh terhadap solusi drainase yang ada. Banjir ini menjadi pengingat keras bahwa pemeliharaan yang tepat dan tindakan proaktif sangat penting untuk mencegah kejadian di masa depan. Ini bukan hanya tentang membangun sebuah fasilitas; ini tentang membangun yang berkelanjutan yang dapat bertahan terhadap elemen.
Kedepannya, kita harus mendesak para pengambil keputusan untuk berinvestasi dalam solusi drainase yang kuat yang tidak hanya menangani masalah saat ini tetapi juga mengantisipasi tantangan potensial ke depan.
Pengunduran air yang cepat kali ini tidak seharusnya membuat kita terlena dengan rasa aman yang salah. Kita perlu waspada dan proaktif dalam pendekatan kita terhadap ketahanan infrastruktur.